Sunday, July 27, 2014

Presiden Itu Pilihan Tuhan!

Oleh Savran Billahi

Kemenangan adalah ketika kebenaran terungkap, itulah salah satu ungkapan yang dapat kita temui di kitab epos Mahabrata. Yang patut kita perhatikan adalah kata"kebenaran". Siapakah pemilik kebenaran? Jawabannya mutlak adalah milik Tuhan, sebagai umat Islam saya akui kebenaran itu milik Allah SWT. Di dalam surat Al-Baqarah ayat 216 tercatat,  Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Ini menunjukkan apa yang dipercaya manusia belum tentu adalah suatu kebenaran. Namun tanpa menutupi dari agama lain, misal Kristen, juga memercayai bahwa kebenaran adalah milik Tuhan, Allah Bapa, Yesus dan Roh Kudus adalah kebenaran (Why 3:14). Begitu juga di dalam agama Hindu, ini dapat dilihat dari adanya sosok Dewa Kresna sebagai dewa kebenaran. Hematnya,semua agama sepakat bahwa kebenaran mutlak milik Tuhan.
            Berkaitan dengan hasil pemilihan umum presiden, kemenangan dan kekalahan adalah hal yang akan terjadi. Entah Prabowo atau Jokowi, kemenangan akan dirayakan. Saya yakin, semua pendukung dari kedua kubu mengharapkan pilihannya akan menjadi presiden terpilih. Dan, itu tidak masalah karena pengharapan itu adalah representatif dari sifat kemanusiaan. Yang jadi masalah adalah ketika pihak yang kalah akan mengalami kekecewaan. Seperti yang dikatakan di atas, kemenangan itu merupakan kebenaran, dan kebenaran adalah milik Tuhan. Secara tersirat, kekecewaan adalah bentuk kecil melawan kebenaran, dalam arti melawan Tuhan. Apalagi bila kekecewaan itu ditunjukkan dalam bentuk keanarkisan.
            Memang,yang memilih dan mengelola suara pemilihan umum adalah manusia. Namun, apalah artinya kalau kita tidak menerima hasil kekalahan. Bila anda membantah, “ada kecurangan”, buktikan dengan kebenaran bukan kebohongan. Toh, pada akhirnya kebenaran itu pasti akan menang. Ada pepatah seperti ini, pemenang sejati adalah seseorang yang dapat menerima hasil akhir. Menurut saya, siapa pun yang menang dan kalah, kalau keduanya bisa menerima hasil akhir dialah pemenang. Alangkah indahnya kalau kedua kubu dapat menjadi pemenang bersama.
             Tulisan ini menurut saya penting untuk menjaga perdamaian, menghindari ke-suudzonan, belajar bertawakal, dan memahami kebenaran. Mengingat hampir satu bulan lebih ini, Indonesia “terbagi” oleh dua golongan, Prabowo dan Jokowi. Media sosial pun penuh dengan fitnah dan mungkin kezaliman. Saling bantah-membantah tak dapat dielakan, seakan tak tahu padahal Prabowo dan Jokowi sebenarnya sedang minum kopi berdua.  Sila ketiga, Persatuan Indonesia, pun secara tak sadar dilupakan. Satu kata buat Indonesia bulan Juli ini, ironis!
            Pada akhirnya sebagai penutup, saya perlu mengingatkan kepada semua, termasuk diri saya, siapa yang menjadi pemimpin Indonesia ke depan adalah pilihan Tuhan. Mengapa? Karena kekuasaan adalah amanat dari Tuhan, dan orang yang menjalankan amanat itu adalah pilihan Tuhan. Kalau zalim? Tenang saja, tangan Tuhan ada dimana-mana, termasuk di tangan kita. Bila zalim pasti berujung pada kehancuran. Percayalah, presiden itu pilihan Tuhan!

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Dalil ini berlaku juga untuk pemilihan umum. wallahualam~

If You Like This Post, Share it With Your Friends

0 komentar: